Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Dunia Tumbuhan (2/2)

B. Kormophyta

Sumber: Taksonomi Tumbuhan, 1981 Sumber: Taksonomi Tumbuhan, 1981 Pada bagian awal bab ini sudah dijelaskan secara singkat mengenai kormophyta. Kormophyta dapat dibedakan menjadi tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji. Untuk lebih jelasnya ikutilah uraian berikut.

1. Tumbuhan paku (Pteridophyta)

a. Ciri-ciri tumbuhan paku
Dibandingkan dengan lumut, tumbuhan paku menunjukkan ciri yang lebih maju. Pada tumbuhan paku telah ditemukan akar, batang, dan daun yang sebenarnya. Batang tumbuhan paku memiliki pembuluh/berkas pengangkut, ciri ini belum dijumpai pada lumut. Habitus/ perawakannya sangat beranekaragam, mulai dari tumbuhan paku dengan daun-daun kecil dengan struktur yang sangat sederhana sampai tumbuhan paku dengan daun mencapai 2 meter dengan struktur yang rumit. Tumbuhan paku ada yang belum memiliki batang yang nyata (hanya berupa rizom), tapi juga ada yang memiliki batang sebenarnya (paku pohon).

Daun tumbuhan paku bermacam-macam, dibedakan menurut ukuran, atau menurut fungsinya. Menurut ukurannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil (daun berukuran kecil) dan makrofil (daun berukuran besar). Adapun menurut fungsinya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi daun fertil atau sporofil (daun penghasil spora) dan daun steril atau tropofil (daun untuk fotosintesis). Daun penghasil spora biasanya juga dapat berfungsi untuk fotosintesis, daun semacam ini disebut troposporofil.

Habitat tumbuhan paku ada yang di tanah, ada yang epifit pada pohon lain dan ada yang hidup di air. Karena itu ada tiga macam tumbuhan paku, yaitu paku tanah, paku epifit, dan paku air. Umumnya tumbuhan paku menyukai tempat yang teduh dengan tingkat kelembaban udara yang tinggi.

b. Reproduksi tumbuhan paku
Seperti halnya lumut, tumbuhan paku juga mengalami pergiliran keturunan atau metagenesis. Gametofitnya dinamakan protalium yang merupakan hasil perkecambahan spora haploid. Bentuk protalium menyerupai jantung, berwarna hijau, melekat pada substrat dengan menggunakan rizoid, ukurannya hanya beberapa sentimeter saja. Protalium menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran yang bermacam-macam. Generasi sporofit berupa tumbuhan paku. Dalam suatu protalium akan dibentuk arkegonium (badan penghasil ovum) dan anteridium (badan penghasil spermatozoid). Ovum dan spermatozoid dengan media air akan bertemu, lalu melebur menjadi zigot. Selanjutnya zigot akan tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan paku yang merupakan sporofit. Pada daun fertil dibentuk sporangium (kotak spora), di dalamnya terdapat sel induk spora yang akan membelah secara meiosis membentuk spora haploid. Akhirnya sporangium pecah dan spora-spora keluar. Jika jatuh di tempat yang sesuai spora akan berkecambah membentuk protalium. Dengan demikian siklus hidup berulang lagi.

Tumbuhan paku merupakan tumbuhan kormus, batang berpembuluh, daunnya terdiri daun steril (trofofil) dan daun fertil (sporofil). Batangnya berupa rizoma atau batang berkayu (pada paku pohon). Tumbuhan paku menghasilkan spora, mengalami metagenensis, generasi sporofit berumur panjang, gametofit berupa protalium yang berukuran kecil dan berumur pendek.
Daur hidup paku-pakuan
Daur hidup paku-pakuan

Bagan daur hidup tumbuhan paku homospor
Bagan daur hidup tumbuhan paku homospor

Bagan daur hidup tumbuhan paku heterospor
Bagan daur hidup tumbuhan paku heterospor

Bagan daur hidup tumbuhan paku peralihan
Bagan daur hidup tumbuhan paku peralihan

Menurut spora yang dihasilkan, tumbuhan paku dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu:
  • Tumbuhan paku homospor
    Tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran sama tidak dapat dibedakan jenisnya antara spora jantan atau spora betina. Contohnya Lycopodium clavatum (paku kawat).

  • Tumbuhan paku heterospor
    Tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan bentuk, ukuran, dan jeninya berbeda yaitu mikrospora (spora berukuran kecil, berjenis jantan), dan makrospora (spora berukuran besar, dan berjenis betina). Contohnya Selaginella sp (paku rane), Marsilea sp (semanggi).

  • Tumbuhan paku peralihan Tumbuhan
    paku yang menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran sama, namun terdapat spora jantan dan spora betina. Contohnya Equisetum debile (paku ekor kuda).

c. Klasifikasi Pteridophyta
Pteridophyta terdiri dari empat kelas, yakni kelas Psilophytinae, Equisetinae, Lycopodinae, dan Filicinae:

Kelas Psilophytinae (paku purba)
Psilophytinae mencakup tumbuhan paku yang masih primitif, bahkan sebagian besar jenisnya telah punah. Keprimitifan ciri ditunjukkan dengan adanya daun kecilkecil (mikrofil) yang belum terdiferensiasi atau tanpa daun sama sekali yang disebut juga paku telanjang. Ada pula jenis paku yang belum memiliki akar dan belum diketahui gametofitnya. Spora yang dihasilkan jenis paku tersebut mempunyai bentuk dan ukuran yang sama (paku homospor).
Paku purba dibedakan menjadi dua ordo, yaitu Psilophytales dan Psilotales.
  • Ordo Psilophytales (paku telanjang)
    Berupa terna, belum memiliki akar (hanya rizoid), tidak berdaun atau berdaun kecil-kecil (mikrofil), batang telah memiliki pembuluh.
    Famili : Rhyniaceae
    Spesies : Rhynia major, Zosterophylum australianum.

  • Ordo Psilotales
    Berupa terna kecil, rendah, belum memiliki akar (hanya rizoid), bercabang menggarpu, mikrofil seperti sisik-sisik pada batang. Protalium telah ada, hanya berukuran beberapa sentimeter saja.
    Familia : Psilotaceae
    Spesies : Psilotum nudum, terdapat di Jawa. Psilotum triquetrum, terdapat di daerah tropik.

Kelas Equisetinae (paku ekor kuda)
Berupa terna, menyukai tempat-tempat lem- bab, batang dengan percabangan berkarang dan nyata ruas-ruas batangnya. Daun kecilkecil seperti rambut tersusun berkarang. Sporofil berbentuk seperti gada atau kerucut pada ujung batang. Hanya terdiri atas satu ordo, yaitu ordo Equisetales. Hidup di darat atau rawa-rawa, memiliki semacam rim-pang yang merayap dalam tanah, batang berpembuluh bertipe kolateral.
Famili : Equisetaceae
Spesies : Equisetum debile (paku ekor kuda), ditemu- kan di Indonesia. Equisetum arvense. Equisetum pretense.

Kelas Lycopodinae (paku kawat)
Batang bercabang, tumbuh tegak atau menjalar dengan percabangan menjulang ke atas. Berkas pengangkut masih sederhana. Daun seperti jarum, beberapa jenis telah menunjukkan diferensiasi menjadi jaringan tiang dan jaringan bunga karang. Terdiri atas 4 ordo, yakni ordo Lycopodiales, Selaginellales, Lepidodendrales, dan Isoetales.
  • Ordo Lycopodiales Berupa terna, batang memiliki berkas pengangkut sederhana. Daun seperti jarum dianggap homolog dengan mikrofil dengan satu tulang daun tidak bercabang. Akar bercabang menggarpu, sporofil berbentuk segitiga sama sisi. Familia: Lycopodiaceae Spesies: Lycopodium cernuum, sering dipakai dalam pembuatan karangan bunga. Lycopodium clavatum, serbuk spora sebagai pelapis pil agar tidak lengket.

  • Ordo Selaginellales
    Sebagian berbatang tegak, tapi juga ada yang batang mendatar, tidak mengalami pertumbuhan sekunder. Daun ada dua macam, mikrofil dan makrofil, belum mengalami diferensiasi membentuk jaringan pagar dan jaringan spons. Akar tumbuh dari bagian batang yang tidak berdaun. Bersifat heterospor, protalium telah mereduksi, berukuran sangat kecil.
    Contoh spesies: Selaginella wildenowii, Selaginella caudate, Selaginella Plana.

  • Ordo Lepidodendrales
    Paku yang tergolong ordo Lepidodendrales sekarang telah punah. Ordo Lepidodendrales berbentuk pohon yang mencapai tinggi sampai 30 m dengan diameter batang 2 m. Daun menyerupai jarum, mempunyai lidah-lidah. Dalam daun terdapat berkas pengangkut yang sederhana. Batang telah memperlihatkan pertumbuhan menebal sekunder dan terdapat meristem.
    Ordo ini terdiri atas dua famili, yaitu:
    Famili : Sigillariaceae
    Spesies : Silillaria elegans, Gigillaria micaudi

    Famili : Lepidodendraceae
    Spesies : Lepidodendron visculare, Lepidodenstron aculeatum, Lepidaostrobus major

  • Ordo Isoetales
    Ordo Isoetales berupa terna, sebagian hidup pada tanah, sebagian hidup tenggelam dalam air. Batang seperti umbi, jarang sekali bercabang menggarpu. Pada bagian atas batang terdapat daun-daun yang berujung lancip yang panjangnya mencapai 1 cm. Daun-daun kebanyakan sporofil dengan satu sporangium. Hanya daun yang letaknya paling dalam yang steril. Daun yang letaknya lebih dalam merupakan mikrosporofil. Isoctales terdiri atas satu famili, yaitu:
    Famili : Isoctaceae
    Spesies : Isoctes lacustris, Isoctes duvieri

Kelas Filicinae
Kelas Filicinae merupakan kelompok tumbuhan paku dalam pengertian sehari-hari. Menyukai habitat yang teduh dan lembab (higrofit). Berdaun besar (makrofil) dan bertangkai dengan tulang-tulang daun. Daun yang masih muda menggulung pada ujungnya. Banyak ditanam sebagai tanaman hias, misalnya paku tanduk rusa (Platycerium bifurcatum), suplir (Adiantum cuneatum), atau sebagai tanaman obat, seperti Dryopteris filixmas.

Dilihat dari lingkungan hidupnya, tumbuhan paku dikelompokkan ke dalam tiga golongan, yakni paku tanah, paku air, dan paku epifit. Kelas Filicinae meliputi tiga subkelas, yaitu Eusporangiatae, Leptosporangiatae, dan Hydropterides.
  • Subkelas Eusporangiatae
    Kebanyakan berupa terna, protalium di bawah tanah tidak berwarna, atau di atas tanah berwarna hijau. Protalium selalu ditumbuhi cendawan endofitik. Sporangium berdinding tebal dan kuat dengan spora-spora yang sama besar. Subkelas Eusporangiatae terdiri dua ordo, yaitu Ophioglossales dan Marattiales.

    Ordo Ophioglossales
    Meliputi tumbuhan paku berbatang pendek dalam tanah. Daun asimilasi dan daun sporofil jelas kelihatan, berbentuk malai atau bulir keluar dari tangkai, dari pangkal, dari tengah, atau dari tepi daun steril. Sporangium sama besar (homospor), bulat, tanpa annulus, berdinding kuat. Dalam mendapatkan makanan Ophioglossales bersimbiosis dengan mikoriza. Dari familia Ophioglossaceae contohnya Ophioglossum vulgatum, Botrycium lunaria, terdapat di Eropa Ophio- glossum reticulum, terdapat di Indonesia.

    Ordo Maratttiales
    Tumbuhan paku kelompok ini berdaun amat besar, menyirip ganda sampai beberapa kali. Sporangium berdinding tebal, tanpa annulus, terdapat di sisi bawah daun, umumnya homospor. Sporangium berlekatan membentuk sinangium. Ordo ini hanya memiliki satu famili, yaitu Marattiaceae.
    Contoh spesies: Christensenia aesculifolia, daun menjari, beranak daun 3, sinangium berbentuk cincin pada sisi bawah daun. Marattia fraxinea, daun dengan panjang sampai 2 meter, menyirip ganda, pada pangkal tangkai terdapat duri yang merupakan modifikasi daun penumpu. Angiopteris evecta (paku kedondong), paku besar, daun panjangnya mencapai 2-5 meter, menyirip ganda 2-4, anak daun menyerupai daun kedondong.

  • Subkelas Leptosporangiatae
    Tumbuhan paku subkelas ini beranggotakan sekitar 90% dari total genus dalam kelas Filicinae, yang tersebar di seluruh muka bumi. Paling banyak terdapat di daerah tropis, mulai jenis paku terkecil (berukuran beberapa cm) sampai paku pohon. Yang berupa paku pohon, biasanya batang tanpa kambium, kekuatan batang berasal dari rangkaian berkas pengangkut yang tersusun konsentris. Kebanyakan berupa terna dengan rimpang tumbuh mendatar atau sedikit tegak, jarang bercabang. Daun muda selalu menggulung karena pertumbuhan sel-sel pada sisi bawah daun yang lebih cepat. Petumbuhan apikal hampir tidak terbatas, anatomi daun telah menyerupai Spermatophyta dengan diferensiasi, adanya diferensiasi membentuk jaringan tiang dan jaringan bunga karang. Tulang daun bercabang-cabang dengan berbagai macam pola sebagai salah satu dasar klasifikasi. Kadangkadang sebagian daun tertutup oleh semacam sisik yang dinamakan palea.

    Umumnya sporofil mempunyai bentuk yang sama dengan trofofil, sporangium terdapat di sisi bawah daun. Sporangium terkumpul menjadi sorus yang bentuknya bermacam-macam. Sporangium muncul dari penonjolan jaringan daun yang dinamakan plasenta atau reseptakulum. Sebelum masak, sorus tertutup oleh selaput yang dinamakan indusium. Sistem pertulangan daun, susunan sporangium, bentuk dan letak sorus, ada tidaknya indusium merupakan ciri pengenal yang penting dan dipakai sebagai dasar klasifikasi. Semua paku Leposporangiatae bersifat homospor. Protalium berukuran beberapa sentimeter saja dengan umur terbatas.

    Subkelas Leptosporangiatae terdiri dari beberapa famili, di antaranya:
    Osmundaceae, contohnya yaitu Osmunda javanica, terdapat di Indonesia.
    Schizaeaceae, contohnya yaitu Schizaea digitata, Schizaea dichotoma, terdapat di Indonesia. Contoh lain Lygodium circinnatum, batang membelit, daun amat panjang, tersusun menyirip.
    Gleicheniaceae, contoh spesiesnya yaitu Gleichenia linearis, Gleichenia leaevigata (paku andam, paku resam)
    Matoniaceae, contohnya Matonia pectinata, tumbuh di Kalimantan.
    Hymenophyllaceae, contohnya yaitu Hymenophyllum australe, hidup di tanah atau epifit.
    Cyatheaceae, contohnya Cyathea javanica, Alsophila glauca (paku tiang), hidup di hutanhutan atau di pinggir kali.

    Polypodiaceae, contoh spesies: Davallia trichomanoides, Nephrolepis exaltata, Aspidium filix-mas, Asplenium nidus (paku sarang burung), Pteris ensiformis, merupakan paku tanah, Adiantum cuneatum (suplir), sebagai tanaman hias, Drymoglossum heterophyllum, Drymoglossum piloselloides (paku picis), epifit pada pepohonan, Playtcerium bifurcatum (paku tanduk rusa), Acrosticum aureum (paku laut)

  • Subkelas Hydropterides Subkelas ini beranggotakan tumbuhan paku yang hidup di air. Umumnya heterospor, menghasilkan makrospora dan mikrospora. Badan yang mengandung sporangium dinamakan sporokarpium. Hydropterides meliputi dua ordo, yaitu ordo Salviniaceae dan Marsileaceae.

    Ordo Salviniaceae, contoh spesies: –Salvinia natans, paku air yang mengapung, terdapat di Asia dan Eropa –Azolla pinnata, tumbuhan kecil, lunak, bercabang-cabang, terapung di air. Daun yang terapung berfungsi untuk asimilasi, di dalamnya terdapat ruangan-ruangan berisi koloni Anabaena azollae, sejenis alga biru yang dapat mengikat nitrogen udara.

    Suku Marsileaceae, contoh spesies: –Marsilea crenata (semanggi), hidup di air, berakar dalam tanah, batang merayap, daun bertangkai panjang dengan empat helai anak daun, dimanfaatkan sebagai sayuran.
Menurut habitatnya tumbuhan paku dikelompokkan menjadi paku tanah, paku air, dan paku pohon.

2. Tumbuhan berbiji (Spermatophyta)

Dibandingkan dengan lumut dan tumbuhan paku, tumbuhan berbiji (Spermatophyta) merupakan tumbuhan yang paling maju. Ciri utama Spermatophyta adalah menghasilkan biji sebagai alat reproduksi generatif. Ciri inilah yang tidak ditemukan pada lumut maupun tumbuhan paku. Kelengkapan organnya sekilas Spermatophyta setingkat dengan Pteridophyta karena keduanya sudah memiliki akar, batang, daun yang sebenarnya. Spermatophyta disebut juga Anthophyta, yang artinya tumbuhan berbunga.

Dalam klasifikasi divisio Spermatophyta dikelompokkan menjadi dus subdivisio, yakni subdivisio Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) dan Angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup). Keduanya berbeda dalam hal letak bakal biji terhadap megasporofil.

Pada Gymnospermae bakal biji terletak pada bagian luar megasporofil, sedangkan pada Angiospermae bakal biji berada di dalam struktur yang tertutup, di dalam daun buah yang disebut karpela.

a. Gymnospermae
Tumbuhan yang tergolong dalam Gymnospermae biasanya berupa pohon, menunjukkan adanya pertumbuhan menebal sekunder karena adanya kambium. Pada bagian xylem tidak terdapat pembuluh kayu, hanya trakeid, dan bagian floem tidak mengandung sel pengiring. Batang tumbuhan Gymnosperame juga tanpa floeterma, kecuali pada Gnetum gnemon. Bentuk daunnya juga bermacam- macam, seperti jarum dan pipih lebar. Gymnospermae berakar tunggang. Bunga yang sebenarnya belum ada, namun memiliki struktur penghasil sel kelamin berupa mikrosporofil dan makrosporofil yang terkumpul dalam strobilus (runjung). Selanjutnya Gymnospermae dapat diklasifikasikan menjadi empat kelas seperti uraian berikut.
  • Kelas Cycadinae
    Tumbuhan dalam kelas ini bentuknya mirip pohon palem, berbatang pendek, kaku, tidak bercabang. Daun-daun tersusun dalam spiral rapat sekeliling batang, daun yang masih muda menggulung. Alat perkembangbiakan terdapat dalam runjung yang berkembang dari kuncup lateral batang. Runjung jantan biasanya lebih kurus dan panjang daripada runjung betina. Runjung jantan merupakan kumpulan dari banyak mikrosporofil, dan runjung betina merupakan kumpulan dari banyak megasporofil. Contoh: Cycas rumphii (pakis haji). Gymnospermae tidak memiliki jaringan yang menyelubungi biji yang berasal dari bakal buah.

  • Kelas Coniferinae/Coniferae
    Tumbuhan yang tergolong dalam kelas ini habitusnya berupa semak, perdu, atau pohon dengan tajuk berbentuk kerucut/konus. Kebanyakan memiliki daun berbentuk jarum. Pada bagian pucuk tangkai terdapat badan penghasil sel kelamin yang dinamakan strobilus. Ada yang berumah satu (strobilus jantan dan strobilus betina dalam satu pohon), ada yang berumah dua (strobilus jantan dan strobilus betina dihasilkan oleh pohon yang berbeda). Strobilus jantan merupakan kumpulan mikrosporofil penghasil mikrospora. Sedangkan strobilus betina merupakan kumpulan megasporofil penghasil megaspora. Contoh: Araucaria cunninghamii, Agathis alba (damar), Pinus merkusii, Pinus silvestris (tusam).

  • Kelas Ginkoinae
    Tumbuhan dalam kelas ini berupa pohon dengan tunas yang panjang dan pendek, daun bertangkai panjang berbentuk kipas dengan tulang daun bercabang menggarpu. Ginkoinae merupakan tumbuhan meranggas yang menggugurkan daunnya pada musim gugur. Ginkoinae berumah dua, rangkaian sporofil terdapat pada tunas pendek dalam ketiak daun. Strobilus jantan terpisah-pisah dalam ketiak sisik-sisik pada tunas pendek. Contohnya: Ginko biloba, berasal dari daratan Tiongkok dan menyebar ke mana- mana melalui Jepang.

  • Kelas Gnetinae
    Habitus berupa pohon, berkayu, dan bercabang- cabang yang tumbuh transversal. Daunnya tunggal dan letaknya berhadapan. Bunganya majemuk, berkelamin tunggal, terdapat dalam ketiak daun pelindung yang besar, memiliki tenda bunga. Bunga betina memiliki bakal biji yang tegak (atrop). Contoh: Gnetum gnemon (melinjo).

b. Angiospermae
Ciri-ciri Angiospermae adalah tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae) di mana bakal bijinya selalu diselubungi oleh suatu badan yang berasal dari daun-daun buah yang dinamakan bakal buah. Bakal buah bersama dengan bagian-bagian lain dari bunga akan membentuk buah dengan biji di dalamnya. Bakal buah (ovarium) terdapat di dasar putik, di dalamnya mengandung bakal biji (ovulum). Setelah serbuk sari jatuh di kepala putik, terbentuklah buluh serbuk sari. Kemudian generatif akan membuahi sel telur membentuk zigot. Akhirnya di dalam biji mengandung calon individu baru beserta endosperm yang akan melanjutkan generasi tumbuhan tetuanya.

Sebagian besar tumbuhan anggota Angiospermae batangnya berkayu. Ada beberapa tumbuhan dalam kelompok ini berupa herba dan berbatang basah. Ada pula yang batangnya mengalami pertumbuhan sekunder karena berkambium, namun sebagian yang lain batang tidak mengalami pertumbuhan sekunder karena tidak berkambium. Ciri ruas-ruas batang dan percabangan menunjukkan adanya keragaman ciri. Daunnya pun beragam bentuk, pertulangan daun dan ciri lainnya. Keanekaragaman juga terlihat pada bunga, terutama jumlah bagian-bagian bunga, dalam hal ini kelopak, mahkota, benang sari dan putik.

Tumbuhan berbiji tertutup terdiri atas dua kelas, yaitu kelas Monocotyledonae dan Dicotyledonae. Kedua kelas tersebut memiliki perbedaan ciri yang nyata, baik ciri morfologi maupun ciri anatomi.

1) Kelas Monocotyledonae/Monokotil
Ciri utama tumbuhan monokotil adalah akar berbentuk serabut, batang beruas-ruas, tidak berkam- bium, pertulangan daun sejajar atau melengkung, bagian-bagian bunga berjumlah tiga atau kelipatannya, memiliki satu kotiledon/keping lembaga. Beberapa contoh famili dalam kelas monokotil adalah sebagai berikut.
  • Liliaceae, contohnya Lilium longiflorum (lilia gereja), Gloria superba (kembang telang).
  • Amaryllidaceae, contohnya Agave sisalana (sisal), Agave cantala (kantala).
  • Poaceae, contohnya Oryza sativa (padi), Zea mays (jagung), Andropogon sorghum (cantel), Panicum milliaceum (jewawut).
  • Zingiberaceae, contohnya Zingiber officinale (jahe), Curcuma domestica (kunyit), Alpinia galanga (laos), Kaempferia galanga (kencur).
  • Musaceae, contohnya Musa paradisiaca (pisang), Musa textiles (pisang manila).
  • Orchidaceae, contohnya Phalaenopsis amabilis (anggrek bulan), Dendrobium phalaenopsis.
  • Arecaceae, contohnya Cocos nucifera (kelapa), Arenga pinata (aren), Areca catechu (pinang), Elaeis guinensis (kelapa sawit).
  • Araceae, contohnya Colocasia esculenta (talas), Xanthosoma violaceum (bentul), Alocasia macroriza (sente).

2) Kelas Dicotyledonae/Dikotil
Ciri utama tumbuhan dikotil adalah akar berbentuk tunggang, batang bercabang danberuas-ruas, berkambium, letak berkas pengangkut teratur, tipe berkas pengangkut kolateral terbuka, pertulangan daun menyirip atau menjari, bagian-bagian bunga berjumlah 4, 5 atau kelipatannya, memiliki 2 keping lembaga/kotiledon. Beberapa contoh tumbuhan famili dalam kelas dikotil adalah:
  • Euphorbiaceae, contohnya Manihot utilissima (singkong), Hevea brasiliensis (para, karet).
  • Moraceae, contohnya Ficus benjamina (beringin), Artocarpus integra (nangka), Artocarpus communis (keluwih).
  • Papilionaceae, contohnya Vigna sinensis (kacang panjang), Phaseolus radiatus (kacang hijau), Arachis hypogea (kacang tanah), Crotalaria sp (orok-orok).
  • Caesalpiniaceae, contohnya Caesalpinia pulcherrima (kembang merak), Tamarindus indica (asam).
  • Mimosaceae, contohnya Mimosa pudica (putri malu), Leucaena glauca (petai cina), Parkia speciosa (petai).
  • Malvaceae, contohnya Hibiscus tiliaceus (waru), Hibiscus rosasinensis (kembang sepatu), Gossipium sp (kapas).
  • Bombacaceae, contohnya Durio zibethinus (durian), Cieba pentandra (randu).
  • Rutaceae, contohnya Citrus nobilis (jeruk keprok), Citrus aurantifolia (jeruk nipis), Citrus maxima (jeruk gulung).
  • Myrtaceae, contohnya Eugenia aromatica (cengkeh), Melaleuca leucadendron (kayu putih), Psidium guajava (jambu biji).
  • Verbenaceae, contohnya Tectona grandis (jati), Lantana camara (lantana).
  • Labiatae/Lamiaceae, contohnya Coleus tuberosus (kentang hitam).
  • Convolvulaceae, contohnya Ipomoea batatas (ubi jalar), Ipomoea reptans (kangkung).
  • Apocynaceae, contohnya Plumeria acuminate (kamboja), Allamanda cathartica (alamanda).
  • Rubiaceae, contohnya Morinda citrifolia (mengkudu, pace), Coffea Arabica (kopi), Cin- chona suecirubra (kina).

Sebelumnya : Dunia Tumbuhan (1/2)

Sumber : bse.kemdikbud.go.id

Materi Biologi SMA - Dunia Tumbuhan
MARKIJAR : MARi KIta belaJAR

Posting Komentar untuk "Dunia Tumbuhan (2/2)"